Bagi anda yang gemar berbelanja online, tentu tak asing lagi dengan 2 nama besar Tokopedia dan Bukalapak. Antara kedua perusahaan penyedia layanan toko online terkemuka ini, diam-diam sedang terjadi perang dingin untuk menguasai industri marketplace di Indonesia.
Mungkin anda hanya sebatas mengenal poplaritas nama bisnis mereka. Tapi jika mau lebih jauh menengok aktifitas dapur mereka, maka anda pasti akan tercengang dan geleng-geleng kepala.
Mengapa demikian? Sebab dalam menjalankan bisnis daring ini, mereka harus mampu mengelola dengan baik jutaan bahkan miliaran transaksi setiap tahunnya. Untuk itu dibutuhkan kemampuan teknologi yang handal dan juga diperlukan tim kerja yang solid, kreatif dan inovatif.
Kira-kira seberapa besar potensi bisnis dari kedua perusahaan itu. Berikut ini ulasannya.
Sekelumit Tentang Kondisi Awal (Fase Startup)
Sebelum lebih jauh mengamati kinerja mereka, ada baiknya menyimak kapan dan oleh siapa kedua perusahaan unicorn tersebut didirikan.
Siapa yang lebih dulu lahir?
Dengan melihat data yang ditampilkan pada situs whois.net, maka dapat diketahui bahwa nama domain Tokopedia,com lebih dulu didaftarkan yaitu pada 28 Mei 2008. Sedangkan Bukalapak.com menyusul tahun berikutnya, tepatnya pada 10 September 2009. Dengan demikian selisih umur mereka tak terlalu jauh atau boleh dibilang masih sebaya.
Tokopedia dan Bukalapak, masing-masing didirikan oleh anak muda yang berstatus mahasiswa.
William Tanuwijaya dan Leontinus Alpha Edison adalah yang lebih dulu mendirikan Tokopedia. Setahun kemudian, Achmad Zaky bersama dua temannya yaitu Muhammad Fajrin Rasyid dan Nugroho Herucahyono. yang kesemuanya adalah mahasiswa cerdas (cum laude) jurusan Teknik Informatika ITB Bandung mendirikan Bukalapak.
Terlepas dari seberapa besar modal dan investasi yang sudah digelontorkan untuk membangun kedua perusahaan tersebut maka sejak tahun 2010, keduanya sudah mulai masuk track adu balap pada industri e-commerce di Indonesia. Hingga saat ini, sudah 9 tahun lamanya mereka setiap hari saling bekejar-kejaran untuk memenangkan persaingan.
Potret Kinerja
Untuk mengetahui secara akurat perihal kinerja mereka, melalui situs similarweb.com dapat diperoleh data dan informasi sebagai bahan analisis untuk membandingkan kapasitas bisnis mereka, antara lain sebagai berikut :
Website Performance
Gambar 1 diatas menunjukkan peringkat website sesuai kinerjanya. Dalam cakupan global, yaitu dengan memperbandingkan data secara keseluruhan, maka Tokopedia lebih unggul yaitu menempati urutan #254 dibandingkan Bukalapak #412. Namun demikian, keduanya menempati posisi yang relatif bagus di antara jutaan website yang ada di jagad internet ini
Sedangkan khusus untuk cakupan website yang berasal dari Indonesia, Tokopedia menempati peringkat #9 dan Bukalapak peringkat #15. Sesuai kategori toko online, Tokopedia berada di posisi ke #36 dan Bukalapak pada #54. Keduanya termasuk Top 100 website e-commerce di seluruh dunia.
Selanjutnya pada Gambar 2 menunjukkan keberadaan Tokopedia dan Bukalapak pada urutan teratas di dalam industri marketplace di Indonesia.
Gambar 3 tentang jumlah pengguna atau pengunjung situs. Selama kurun waktu selama 3 bulan pertama (triwulan 1) tahun ini, Tokopedia telah dikunjungi sebanyak 411 juta atau rata-rata 137 juta kali per bulan atau per hari 4,5 juta. Sedangkan Bulalapak memperoleh 345 Juta kunjungan atau rata-rata per bulan 115 Juta atau 3,8 Juta kunjungan per hari.
Jadi, dengan demikian bisa dikatakan bahwa untuk jumlah traffic atau kunjungan ke situs masing-masing relatif sama yaitu berkisar di angka 4 juta kunjungan per hari. Sangat ketat persaingannya bukan?
Bisa dibayangkan, betapa padat traffic yang mengalir di kedua situs tersebut. Hal ini tentu didukung oleh kemampuan server yang handal, dengan kapasitas yang besar dan jangan tanya berapa biaya pemeliharaannya.
2. Kecepatan Akses
Untuk mengetahui tingkat kecepatan akses (page speed) untuk membuka halaman situs bisa digunakan alat yang disediakan oleh google yaitu Page Speed Inside. Dari hasil perbandingannya menunjukkan bahwa tingkat kecepatan akses situs homepage, ternyata Tokopedia lebih baik daripada Bukalapak. Sebagaimana yang ditunjukkan pada gambar berikut :
3. Penyebaran Pengguna (Geography)
Mengenai penyebaran asal pengunjung situs, disini ada hal yang menarik. Terdapat 5 negara asal pengunjung yang paling dominan yaitu Indonesia, Amerika Serikat, Singapore, Malaysia dan Jerman. Rata-rata di semua negara tersebut, Tokopedia lebih populer dibandingkan Bukalapak, kecuali di Malaysia !. Entah kenapa orang Malaysia lebih suka berkunjung ke Bukalapak.
4. Side Effect Tagar #UNINSTAL BUKALAPAK
Kasus ini bermula tepat sehari sebelum Valentine’s day 2019. Ketika itu CEO Bukalapak Achmad Zaky menulis status pada akun Twitternya sebagaimana pada gambar berikut :
Akibat citannya tersebut, sebagian netizen khususnya para pendukung Capres Jokowi merasa tersinggung. Dampaknya tak pernah disangka-sangka oleh Zaky, sebab setelah itu muncul tagar #UNSINSTALLBUKALAPAK sebagai perwujudan protes dari para netizen tanah air.
Gerakan massal yang pada intinya akan memboikot BUKALAPAK ini tidak main-main sebab tepat pada hari Valentine, Ahmad Zaky menerima ‘hadiah’ berupa nangkringnya tagar #UNINSTALLBUKALAPAK sebagai trending topic di Twitter.
Tidak hanya itu. ibarat badai Tsunami menghempas ladang bisnisnya dan sebagai dampaknya dapat dilihat dengan jelas dari data jumlah pengunjung yang menurun cukup drastis Lihat pada Gambar – 6 berikut ini :
Dengan adanya gerakan tagar #UNINSTALLBUKALAPAK, maka hal ini justru menguntungkan pihak Tokopedia, sebab situsnya menjadi tempat pelarian para pengunjung yang merasa tersinggung dengan cuitan Zaky tersebut.
Sebelumnya, jumlah rata-rata pengunjung harian BUKALAPAK selalu unggul, namun sejak kasus ini bergulir, Bukalapak kehilangan cukup banyak pengunjungnya. Jika pada bulan-bulan sebelumnya jumlah pengunjung rata-rata diatas 4 Juta per hari, maka selama bulan Maret 2019 rata-rata menjadi dibawah 4 juta. Tentu hal ini sangat menyesakkan hati terutama pada diri Ahmad Zaki dan segenap karyawan Bukalapak.
Kondisi sebaliknya pada situs Tokopedia seperti mendapatkan durian runtuh. Sejak pertengahan Februari terus memperoleh peningkatan pengunjung yang sangat drastis hingga 2 kali lipat pada akhir bulan sebagai puncaknya.
Lalu bagaimana dengan kondisi terkini (per April 2019) ?
Karena situs similarweb.com menyajikan data bulanan (terakhir Maret 2019), maka untuk posisi April masih belum dapat ditampilkan.
5. Kesimpulan
Secara umum dari analisis data diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa TOKOPEDIA masih tetap tampil sebagai pemimpin pasar (Market Leader). Namun demikian kondisi persaingan antara TOKOPEDIA dan BUKALAPAK ini sangatlah ketat.
Disisi lain, BUKALAPAK sesungguhnya lebih unggul dengan banyaknya jenis produk( hingga ratusan juta produk) sedangkan yang ditawarkan TOKOPEDIA hanya sekitar 20-30 juta jenis produk. Disamping itu BUKALAPAK juga memiliki jumlah akun pelapak yang jauh lebih besar dibandingkan TOKOPEDIA. Namun sayang, akibat cuitan Zaky pada pertengahan Februari 2019 lalu, membuat posisi peringkat BUKALAPAK makin menjauh dari TOKOPEDIA.
Demikianlah semoga bermanfaat..
Salam
SEO Specialist, Ahli Optimasi SEO | Koi Expert, Professional Consultant, Ponds Bulder |
Credit, Banking and Finance