Ramai-ramai Ikut Demo, Apa yang Kalian Inginkan?

Saya mau tanya kepada kalian semua yang pada demo menolak Revisi UU KPK.
Emangnya kenapa menolak Revisi UU KPK ? Menurutmu gara-gara revisi, maka fungsi KPK menjadi lemah.

Jika memang itu dasar pemikiranmu. oke saya ikuti..

Sekarang saya mau tanya, memangnya KPK mau diperkuat seperti apa lagi coba? Biar bisa menangkap semua koruptor tanpa terkecuali? Biar KPK bisa bekerja secara independen tanpa ada pihak lain yang melakukan intervensi? Biar KPK menjadi lembaga Super Power? Itu maumu?

Oke, saya ikuti saja maumu.

Jika KPK sudah menjelma menjadi lembaga Super Power, apa kalian pikir dengan keberadaan KPK, lalu negeri ini akan terbebas dari korupsi ? Apakah dengan menangkap koruptor setiap hari maka itu adalah sebuah prestasi? Apa kalian pikir korupsi di negeri ini bisa dibasmi?

BULLSHIT saya bilang !

Sudahkah kalian pelajari apa itu makna korupsi bagi para koruptor (bukan secara definitif). Mengapa mereka melakukan korupsi. bagaimana sistem korupsi itu bekerja, melibatkan siapa saja, seberapa luas keterlibatan para pejabat pemerintahan pada sistem yang sudah mengakar, mendarah daging dan menjadi sebuah tradisi ini?

Sudahkah kalian membuat analisis bagaimana cara kerja dan sistem operasi Partai Politik sebagai awal mula proses pembentukan lembaga politik dan pemerintahan?

Jika sejak pencarian Caleg saja sudah diwajibkan membayar mahar ratusan hingga puluhan miliar rupiah, bagaimana jika mereka sudah jadi pejabat nanti? Melarang mereka melakukan korupsi? Kalian waras?

Baca juga :  Panduan Bagi Pemula Dalam Memelihara Ikan Koi

Belum lagi ketika musim PILKADA, para calon yang mau maju harus sowan dulu dan minta restu dari ParPol agar mau mendukung hingga mereka meraih kursi Kepala Daerah. Emangnya itu semua gratis? Enak aja. Puluhan miliar itu duit pribadi mereka keluarkan demi ambisi meraih jabatan Kepala Daerah.

Nah, kalau berhasil menang dan berkuasa, bagaimana cara mereka mengembalikan modal yang sudah banyak dikeluarkan? Dari gaji sebagai Kepala Daerah? Gila apa? Mana ada Kepala Daerah yang mau terima gaji resmi doang? Kecuali malaikat yang jadi Kepala Daerah, baru saya percaya.

Orang2 yang sudah terlibat uang mahar seperti terikat kontrak mati dengan lembaga politik pendukungnya. Mereka sudah pasti sangat berpotensi sebagai calon koruptor demi untuk kembali modal dan sekaligus mencari sebanyak mungkin lebihnya. Ibarat transaksi bisnis, mana ada orang mau rugi?

Tak usah idealis bicara soal moral dan akhlak deh. Apalagi terkait apa agamanya. Itu sama sekali tak relevan. Anggap aja adu nasib. Kalau sampai ketangkep KPK, ya sudah terima nasib aja alias apes bin sial masuk bui. Tapi kan mending udah dapet banyak duit.

Nah fenomena seperti ini sudah berjalan bertahun-tahun, lintas generasi dan mungkin sejak berdirinya Republik ini. Apa mungkin bisa diberantas? Perkara yang muskil sekali bagi saya.

Kembali pada aktifitas demo yang kalian lakukan. Sebatas untuk menunaikan hasrat hati nurani sih boleh2 saja. Tapi jangan kelewatan dong. Kayak dunia mau kiamat aja. Santai aja bro.. Kayak perkara yang kalian tuntut itu sudah sedemikian penting dan genting aja?

Baca juga :  Alasan Utama Memiliki Kolam Koi di Rumah

Berpikir panjanglah sedikit. Perluas cakrawala berpikirmu.

Memang, korupsi itu adalah perbuatan jahat. Pada satu sisi, sayapun setuju. Tapi ingat, di sisi lain, sudah ada semacam budaya dan cara bekerja yang mana semua orang di dalam suatu lingkungan tertentu, yang menjadi terbiasa melakukan korupsi dan tak merasa bahwa mereka telah berbuat jahat. Yang seharusnya haram, jadi halal dan nikmat.

Justru yang seharusnya kalian tuntut itu bukan soal fungsi KPK yang diperlemah, tapi sistem Partai Politik yang sudah bejat ini harus segera dihentikan. DPR sudah waktunya membuat aturan dan UU baru tentang Partai Politik.

Awal mula dari bobroknya moral pejabat adalah karena budaya Partai Politik yang sudah melenceng. Mereka hanya berfungsi untuk mencari kekuasaan semata dan tak peduli lagi untuk membangun bangsa dan negara.

Sungguh memuakkan cara kerja mereka yang suka mamakai topeng ‘DEMI KEPENTINGAN RAKYAT’ padahal yang sesungguhnya terjadi adalah “DEMI KEPENTINGAN GOLONGAN DAN KELUARGANYA SENDIRI”

Selamat berjuang saudaraku semua, semoga Tuhan memberi yang terbaik bagi perjalanan negeri ini..

#donibastian

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.