Online  

Pengemudi Ojek Online, Jangan Terjebak dalam Zona Nyaman

Ojek online

FENOMENA OJEK ONLINE

Akhir-akhir ini bisa kita lihat, jumlah pengemudi ojek online kian hari kian meningkat. Fenomena apakah ini?
Apakah benar bahwa ojek online adalah sebagai alternatif pekerjaan bagi penduduk berusia produktif? Apakah ojek online boleh dibilang sebagai sebuah profesi baru di zaman yang serba online ini? Ataukah ini hanya sebuah penampungan bagi warga yang belum memperoleh pekerjaan, daripada menjadi pengangguran?

Memang, syarat menjadi seorang pengemudi ojek online sangatlah mudah. Bahkan tak perlu lagi ada acara seleksi calon pengemudi. Yang penting punya SIM, sebatang HP Android dan sebuah sepeda motor maka jadilah. Ibarat permainan sulap saja. Hari ini menganggur, besok pagi sudah mulai bekerja. Bulan depan sudah pegang uang.

Hal ini sungguh suatu cara yang paling mudah mencari uang. Halal lagi.

NGOBROL DENGAN  ‘TUKANG OJEK’

Saya juga termasuk pelanggan ojek online, jika kebetulan perlu transportasi yang cepat untuk menembus kemacetan di jantung kota Jakarta ini.

Selama dalam perjalanan di atas dua roda, saya menghabiskan waktu berbincang dengan si pengemudi. Seringkali saya diantar oleh pengemudi ojek online yang masih berusia muda (usia produktif) dengan umur di bawah 30 tahun. Entah kenapa, saya selalu mengingatkan mereka sekaligus membuka wawasan mereka tentang profesi mereka sekarang yaitu sebagai pengemudi ojek. Saya hanya sebatas ingin membantu mengingatkan dan membuka wawasan mereka.

Ketika saya bertanya tentang bagaimana rasanya jadi pengemudi ojek, merekapun rata-rata menjawab ‘daripada nganggur. Cari kerja sekarang sudah semakin sulit.

Nah, pada posisi ini saya jadi berpikir, ternyata peerjaan sebagai pengemudi ojek ini tak lain hanyalah sekadar ‘pelarian’ yang positif,  jika alasannya adalah daripada ‘jadi pengangguran’.

Saya menilai, bahwa banyak para pengemudi ojek yang berusia relatif muda yang seakan merasa nyaman dengan pekerjaan ini. Apalagi mereka bertemu dan berkumpul bersama teman-teman seprofesi dalam suatu komunitas pengemudi ojek.  Mereka merasa banyak teman dan menganggap jalan hidup mereka sudah terasa nyaman.

Baca juga :  Pesan Barang Melalui Online

TERJEBAK DALAM ZONA NYAMAN

Kondisi seperti inilah yang saya katakan  bahwa mereka telah ‘terjebak dalam zona nyaman’

Saya selalu berusaha mengajak berdiskusi dengan pengemudi ojek selama dalam perjalanan, untuk membuka wawasan mereka dan menyadarkan mereka bahwa apa yang dirasakannya kini, tak bisa dilakukan di sepanjang hidup mereka.

Saya sama sekali tak berniat untuk menyepelekan atau meremehkan profesi sebagai tukang ojek online. Sebab di satu sisi, profesi mereka ini sungguh sangat membantu saya khususnya dan semua pelanggan ojek online pada umumnya dalam menempuh perjalanan tercepat tanpa banyak terganggu kemacetan lalu lintas di dalam kota.

Namun di sisi lain, seringkali tak disadari bahwa mereka telah menghabiskan banyak waktu dalam kehidupannya, untuk sebuah profesi yang tak bisa diandalkan untuk  masa depan mereka.

Mengapa saya berpendapat demikian?

MODAL FISIK YANG KUAT

Sebab, profesi pengemudi ojek online (baik motor maupun mobil) memerlukan kondisi fisik dan kesehatan yang prima.

Yang kedua, harus pandai-pandai menjaga kesehatan, sebab jika terlalu dipaksakan bekerja siang malam, tentu yang jadi korban adalah kondisi kesehatan badan mereka sendiri. Apalagi jika musim hujan tiba. Selain resiko terhadap gangguan kesehatan, juga resiko mengemudi kendaraan di jalan juga akan meningkat.

Mungkin karena mereka rata-rata masih berusia muda. Kendala kemampuan fisik hampir tak ada masalah. Tapi merekapun seringkali terlupa bahwa setiap hari usia  mereka terus bertambah.

Suatu saat nanti, ketika usia semakin bertambah tua, kemampuan dan ketahanan fisik mulai berkurang, kondisi badan sudah tak sekuat dan sehebat dulu. Pendek kata, kena hujan sedikit saja, sudah masuk angin.

Faktor ‘u’ (umur) adalah sang penentu. Jika talah jatuh sakit, mungkin biaya berobat ke dokter apalagi sampai dirawat di rumah sakit bisa saja lebih besar daripada penghasilannya.

TAK DAPAT DIANDALKAN UNTUK MASA DEPAN

Untuk itulah, maka bagi setiap pengemudi ojek online, harus menyadari bahwa tak ada alasan untuk tetap bertahan pada profesi ini.

Baca juga :  Transaksi Online

Di sisi lain, tak bisa dipungkiri, pendapatan seorang pengemudi ojek online per bulan, tentu tak bisa diandalkan untuk membiayai kebutuhan hidup terutama jika anak-anak mereka sudah mulai masuk sekolah apalagi sudah mulai duduk di bangku kuliah.

Masih mending jika anak-anak mereka masuk di sekolah atau kuliah di perguruan tinggi negeri. Tapi jika ‘terpaksa’ harus masuk sekolah atau perguruan tinggi swasta, darimana sumber dana untuk membiayainya?

Sekali lagi saya bukan bermaksud mengecilkan nilai uang yang mereka dapatkan selama sebulan ‘ngojek’. Tapi faktanya, hampir tak mungkin bagi pengemudi ojek online memperoleh pendapatan per bulan hingga puluhan juta rupiah bukan?

Mungkin ada yang bertanya, apakah ada profesi lainnya yang bisa menjamin mereka untuk memperoleh penghasilan puluhan juga per bulan? Tentu ada, tapi juga tak semua orang bisa mendapatkannya.

Maksud saya disini bukan ingin membandingkan profesi tukang ojek online dengan profesi lainnya yang berpenghasilan jauh lebih besar, namun saya hanya sekadar mengingatkan bahwa jangan sampai terjebak di dalam zona nyaman. Itu saja.

Hendaklah disadari, ketika mash berusia muda adalah saat yang paling penting untuk menentukan arah perjalanan karir agar terjamin kehidupannya di masa tua nanti.

Jangan sampai terlena dan baru tersadar ketika usia sudah tak lagi muda, sehingga akan makin mempersulit diri dalam mencari kesempatan membangun karir dalam bekerja.

SARAN

Menjadi pengemudi ojek hendaknya sebagai ‘batu loncatan’ untuk mengisi waktu selama belum memperoleh pekerjaan yang lebih baik. Jangan sampai terjebak dalam zona nyaman sehingga menyia-nyakan waktu dan kesempatan untuk memperoleh pekerjaan yang lebih baik.

Demikian semoga bermanfaat..

NB :

Tulisan ini rasanya lebih cocok untuk dibaca oleh para pengemudi ojek online, baik motor maupun mobil. Atau setidaknya, bagikan artikel ini kepada teman-taman anda khususnya para pengemudi online untuk ‘membangunkan’ mereka dari ‘tidur nyenyak’nya selama ini.

#donibastian

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.