Dulu, pada sekitar akhir tahun 90’an, pernah ada ada bus jurusan Surabaya – Jogja yang bernama ‘Sumber Kencono’. Bus ini sangat terkenal khususnya bagi warga ekonomi menengah kebawah, karena armadanya banyak dan setiap 20 menit berangkat dari terminal.
Karena manajemen menetapkan aturan target waktu yang ketat pada setiap perjalanan, maka hal ini membuat para sopir dituntut agar sampai di tujuan sesuai waktu yang ditetapkan. Alhasil, para sopir dalam mengemudikan bus seperti kesetanan.
Memang, rata-rata waktu perjalanan dengan menggunakan bus Sumber Kencono ini relatif lebih cepat dibanding dengan menggunakan armada bus lainya, tapi dampak buruknya adalah jumlah kecelakaan yang melibatkan bus ini juga sangat tinggi.
Pada periode tahun 2006 – 2011, bus Sumber Kencono berhasil meraih angka kecelakaan tertinggi dibandingkan armada bus lainnya. Bahkan dalam setahun bisa terjadi ;lebih dari 30 kali kecelakaan, baik yang memakan korban jiwa maupun tidak. Jadi, rata-rata setiap bulan setidaknya terjadi 2 atau 3 kali kecelakaan. Mengerikan sekali bukan?
Akibat terlalu seringnya mengalami kecelakaan, nama Sumber Kencono kemudian dipelesetkan oleh warga dengan nama ‘SUMBER BENCONO’
Pihak manajemen PO Sumber Kencono pun kebakaran jenggot, terlebih lagi setelah turun sanksi dari Pemda Jatim untuk mengurangi jumlah armada hingga 40 %, sebagai sanksinya.
Karena sudah terlanjur menjadi ‘image negatif’ di tengah masyarakat sebagai bus ‘pencabut nyawa’, maka manajemen berinisiatif mengganti nama bis menjadi ‘Sumber Selamat’ dan yang terakhir diubah lagi menjadi ‘Sugeng Rahayu’
Apakah dengan mengganti nama bis kemudian tak terjadi kecelakaan yang melibatkan bus-bus mereka?
Tidak. Ternyata meskipun nama bis diganti sedemikian rupa, tapi kasus keceakaan yang melibatkan bus mereka tetap saja terjadi, meskipun berkurang intensitasnya.
Banyak orang yang salah sangka, bahwa dengan mengganti nama, maka akan terhindar dari musibah. Inilah yang keliru.
Sesungguhnya yang harus diganti bukanlah nama bisnya, tapi para oknum pengemudi bus yang ugal-ugalan itulah yang justru harus segera diganti.
Setelah manajeman menetapkan sanksi tegas kepada para pengemudi bus yang ugal-ugalan akan langsung dipecat, maka barulah Bus Sugeng Rahayu bisa kembali beroperasi dengan baik dan mendapatkan tempat di hati masyarakat.
SEO Specialist, Ahli Optimasi SEO | Koi Expert, Professional Consultant, Ponds Bulder |
Credit, Banking and Finance