Seperti yang sudah kita ketahui bahwa kalender masehi menjadi system penanggalan yang digunakan oleh banyak Negara, termasuk Indonesia. Namun untuk masyarakat yang beragama Islam, penanggalan mereka juga akan mematok pada kalender Hijriyah.
Dengan kata lain, kalender masehi di Indonesia berlaku untuk umum sedangkan kalender Hijriyah hanya berlaku untuk umat Islam saja. Lantas, bagaimana awal terciptanya kalender masehi?
Nah, untuk mengetahui lebih jelasnya lagi mengenai sejarah terciptanya kalender masehi, yuk kita simak langsung ulasannya di bawah ini.
Sejarah dan Awal Penggunaan Kalender Masehi
Sebenarnya tidak ada kepastian mengenai siapa orang yang pertama kali menciptakan sistem penanggalan kalender masehi. Konon, kalender masehi untuk pertama kalinya ditemukan oleh seorang pastor bernama Dionysius Exiguus. Pembuatan kalender masehi berdasarkan perhitungan gerak matahari terhadap bumi.
Menurut kabar yang beredar, penggunaan kalender masehi ini sudah dilakukan lebih dari 4 abad lamanya. Eropa pun menjadi benua pertama yang menggunakan sistem penanggalan kalender masehi. Tepatnya, Eropa sudah mulai mengenal kalender masehi pada tahun 1582 silam lalu.
Namun, Inggris menjadi satu-satunya negara di kawasan Eropa yang paling terakhir mengakui sistem penanggalan kalender masehi Gregorian. Hal itu pun terbukti, yang mana negara Inggris baru menggunakan kalender Gregorian pada tahun 1750 atau terlambat 168 tahun.
Pada perhitungan tersebut, para astronom Romawi menyimpukan bahwa bumi memerlukan waktu selama 362.25 hari untuk mengelilingi matahari. Namun, banyak pihak yang beranggapan bahwa penanggalan kalender masehi ini tidak sesuai dengan hari kelahiran Yesus Kristus.
Pasalnya, pembuatan kalender masehi sangat erat kaitannya dengan ritual agama Kristen. Seiring dengan perkembangan zaman, masyarakat di era sekarang tidak menyadari bahwa kalender masehi hanya sebatas penanggalan umum dan tidak mengandung unsur-unsur keagamaan.
Makna Dari Penamaan Bulan Pada Kalender Masehi
- Januari
Istilah Januari bersumber dari nama Janus, dimana ia merupakan dewa penjaga yang memiliki dua wajah. Adapun alasan nama Januari yang dijadikan penamaan bulan pertama, yakni dilambangkan sebagai batas antara tahun sebelumnya dengan tahun yang baru.
- Februari
Februari diambi dari kata Februa yang berupa ritual pembersihan diri pada bangsa Romawi Kuno. Nama Februari dianggap sangat cocok untuk dijadikan nama untuk bulan kedua karena bertepatan dengan ritual tersebut.
- Maret
Maret diambil dari nama nama Mars, yang mana ia merupakan dewa perang. Konon, pada zaman dulu kerap terjadi peperangan di bulan Maret setelah berhenti selama musim dingin.
- April
April berasal dari nama dewa Aprodhite yang digambarkan sebagai dewi kecantikan, sehingga sering menjadi simbol keindahan bunga-bunga bermekaran di bulan ini.
- Mei
Mei diambil dari nama dewa Maia yang dilambangkan sebagai simbol kesuburan tanah dan tanaman pada zaman Romawi kuno.
- Juni
Dalam kepercayaan masyarakat Romawi kuno, Juni merupakan dewa yang dilambangkan sebagai simbol untuk peristiwa yang terjadi dikala itu.
- Juli & Agustus
Istilah Juli diambil dari nama penguasa Roma yakni Julius Caesar, sementara bulan Agustus dijadikan nama bulan ke-8 karena dianggap banyak menimbulkan peristiwa luar biasa.
- September – Oktober – November – Desember
Sebenarnya tidak ada banyak informasi mengenai asal usul penamaan bulan September, Oktober, November, dan Desember. Meski demikian, penamaan bulan-bulan tersebut pastinya tidak akan terlepas dari sosok dewa maupun ritual yang dilakukan oleh bangsa Romawi.